Analisis Koefisien Tenaga Pemasangan Bata Merah pada Ketinggian di Atas 2 Meter

(Studi Kasus Pembangunan Gedung Serba Guna Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang)

Authors

  • Ahmad Wachid Ridwan
  • Lely Hendarti

Abstract

Pembangunan Gedung dengan ketinggian 8 meter tentunya tingkat kesulitan pengerjaannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pemasangan dinding dengan ketinggian satu atau dua meter, sehingga hal tersebut mempengaruhi produktifitas dari tenaga kerja yang mengerjakan pemasangan dinding tersebut. Selain tingkat kesulitan yang tinggi dan produktifitas yang menurun tentunya hal tersebut berimbas kepada naik nya harga satuan pekerjaan pemasangan dinding bata merah. Pada Kenyataannya acuan dalam menentukan Harga Satuan Pekerjaan pemasangan dinding bata merah belum ada yang menyebutkan tentang pemasangan dinding bata merah pada ketinggian tertentu, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap
tingkat keakuratan penyusunan RAB. RAB yang tidak akurat akan menyebabkan kerugian pada pihak pelaksana / kontraktor, maupun pihak – pihak yang terkait.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui besar koefisien tenaga pemasangan dinding bata merah dengan ketinggian sampai dengan 2 meter, ketinggian sampai dengan 4 meter dan ketinggian sampai dengan 6 meter, dan berapa rasio perbandingan terhadap koefisien tenaga pemasangan bata merah dengan metode SNI. Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Koefisien pekerja untuk ketinggian dinding 2 meter 0,2593, untuk ketinggian gedung 4 meter 0,3786, untuk ketinggian gedung 6 meter 0,5618 ; Koefisien tukang untuk ketinggian dinding 2 meter 0,1257, untuk ketinggian gedung 4 meter 0,1400, untuk ketinggian gedung 6 meter 0,1634; Koefisien kepala tukang untuk ketinggian dinding 2 meter 0,0055, untuk ketinggian gedung 4 meter 0,0094, untuk ketinggian gedung 6 meter 0,0149 ; Koefisien mandor untuk ketinggian dinding 2 meter 0,0065, untuk
ketinggian gedung 4 meter 0,0065, untuk ketinggian gedung 6 meter 0,0144.
Sedangkan untuk rasio perbandingan koefisien SNI dengan kondisi yang sebenarnya adalah untuk pekerja dengan ketinggian 2 meter 13,5790% ; dengan ketinggian 4 meter -26,2139% ; dengan ketinggian 6 meter -87,2580%; Rasio untuk tukang dengan ketinggian 2 meter -25,7382% ; dengan ketinggian 4 meter - 39,9891% ; dengan ketinggian 6 meter -63,3809%;Rasio untuk kepala tukang dengan ketinggian 2 meter 44,6351% ; dengan ketinggian 4 meter 5,6168% ; dengan ketinggian 6 meter -48,8954%; Rasio untuk mandor dengan ketinggian 2 meter 56,9248% ; dengan ketinggian 4 meter 56,9248% ; dengan ketinggian 6 meter 3,7963%.

Downloads

Published

2022-11-23

How to Cite

Ridwan, A. W., & Hendarti, L. (2022). Analisis Koefisien Tenaga Pemasangan Bata Merah pada Ketinggian di Atas 2 Meter: (Studi Kasus Pembangunan Gedung Serba Guna Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang). Surakarta Civil Engineering Review (SCER), 2(2), 29–39. Retrieved from https://ejurnal.unsa.ac.id/index.php/scer/article/view/91

Issue

Section

Vol. 2 No. 2 (2022)

Categories